Fokus Pada Kekuatan Diri
Ini sebuah kisah dari negeri China. Seorang laki-laki muda yang telah berguru dengan keras untuk menjadi petarung kungfu terhebat, berpikir kalau ia sanggup menemukan titik kelemahan lawannya, maka ia akan sanggup memukul dan mengalahkan lawannya dalam kompetisi apapun.
Ia memerhatikan mereka dengan seksama dan memelajari kelemahan-kelemahan mereka sebelum bertanding dengan mereka. Tetapi setiap kali bertanding, ia kalah.
Dengan tertekan dan patah semangat ia menemui gurunya dan bertanya apa yang salah dengan strateginya. “Kelihatannya sangat masuk logika kalau mencari peluang kelemahan lawan saya dan lalu menggunakannya untuk mendapat kemenangan. Mengapa itu tidak berhasil?” tanyanya.
Gurunya menggambar garis di pasir dan berkata, “Pendekkanlah garis ini tanpa menyentuhnya atau menutupinya. Jika engkau sanggup menemukan cara untuk melakukannya, engkau juga akan mengerti mengapa strategimu tidak berhasil”.
Orang muda itu memperhatikan garis itu berjam-jam dan merasa tidak mungkin melaksanakan apa yang diminta gurunya. Akhirnya ia menyerah. “Ini ialah salah satu teka-teki yang tidak ada jawabannya,” protesnya.
“Tentu ada. Sekarang perhatikanlah dengan saksama," kata gurunya. Kemudian ia menggambar garis yang lebih panjang di pasir, di samping garis yang pertama. “Beginilah caranya. Tidakkah kamu lihat garis yang pertama menjadi lebih pendek? Dan saya bahkan tidak menyentuhnya,” jawab sang guru.
Moral cerita:
Jangan fokus pada hal-hal yang tak sanggup kita ubah. Sebaliknya, perbesarlah kekuatan. Maka apa yang berdasarkan kita ialah cacat dalam diri kita akan menjadi tidak penting dan tidak dilihat orang lain bahkan diri kita sendiri. Alih-alih berusaha menghilangkan kekurangan, tingkatkanlah kelebihan kita.
Seperti ujaran bijak berikut ini: Janganlah sibuk memerhatikan apa yang sudah dan belum dilakukan oleh orang lain. Mari kita perhatikan apa yang sudah dan belum dilakukan oleh diri sendiri.